Menghindari Plagiarisme dengan Menggunakan Parafrase yang Benar
pixabay.com |
Dikutip dari wikipedia.org Parafrase merupakan istilah linguistik yang digunakan untuk mengungkapkan kembali sebuah konsep dengan cara lain dalam bahasa yang sama, namun tidak mengubah maknanya.
Parafrase memberi kemungkinan kepada penulis untuk memberi penekanan yang berbeda dengan penulis asli.
Parafrase berasal dari bahasa inggris Paraphrase, dari bahasa latin Paraphrasis, dan yunani para phrasein berarti "cara ekspresi tambahan".
Kutipan lain dari Kamus Oxford Advanced Leaner’s Dictionary, menjelaskan bahwa parafrase adalah cara untuk mengekspresikan apa yang telah ditulis dan dikatakan oleh orang lain dengan kata-kata yang berbeda agar membuatnya lebih mudah dipahami.
Parafrase digunakan untuk mengutip karya ilmiah secara tidak langsung selain dengan menggunakan meringkas atau menyusun kesimpulan.
Membuat parafrase membutuhkan keahlian lebih dan membutuhkan banyak latihan.
Teknik ini merupakan kutipan yang menggunakan kata-kata sendiri untuk mengungkapkan ide yang sama, Sehingga dapat diaplikasikan saat menulis buku. Aktivitas yang dilakukan tersebut bisa dianggap legal.
Bukan hanya membuat gagasan bisa lebih mudah dimengerti, parafrase juga dapat digunakan untuk menjaga koherensi serta keutuhan alur tulisan.
Berdasarkan OWL Purdue, sebuah website kepenulisan yang membahas buku akademis (https://owl.english.purdue.edu/owl/resource/619/1/), definisi parafrase sebaigai berikut:
1. Menulis ulang ide dan gagasan dengan kata-kata sendiri dan disajikan dalam bentuk baru.
2. Cara ini legal dalam pembuatan karya ilmiah dengan meminjam gagasan orang lain.
3. Bisa dikatakan restatement yang lebih lengkap dan detail dibandingkan dengan sebuah ringkasan.
Ada beberapa alasan teknik ini sangat berharga bagi penulis karya ilmiah karena :
1. Parafrase lebih baik digunakan dibandingkan dengan pengutipan informasi dari sebuah paragraf atau tulisan yang kurang menonjol.
2. Parafrase dapat membantu penulis karya ilmiah dalam mengontrol cobaan melakukan kutipan yang terlalu sering.
3. Proses mental yang dibutuhkan dalam membuat parafrase dapat membantu penulis makna yang utuh dalam sebuah teks sumber yang disadur (memindahkan suatu tulisan dari suatu bahasa ke bahasa lain secara bebas).
Beberapa penulis sudah memiliki dan mengembangkan teknik yang mereka punya dengan sendirinya dalam pembuatan parafrase.
Teknik ini terbilang bersifat unik, akan tetapi bagi pemula mungkin perlu belajar dalam mengembangkan teknik parafrase ini.
Ada beberapa teknik yang bisa digunakan dalam membuat tulisan yang efektif dalam parafrase. Teknik ini diambil dari OWL Purdue (https://owl.english.purdue.edu/owl/resource/619/1/):
1. Membaca dan memahami secara keseluruhan teks sumber.
2. Tulis ulang teks/naskah yang berasal dari tulisan lain tanpa melihat teks yang asli.
3. Buat daftar kata yang akan digunakan untuk melakukan parafrasa, agar kamu ingat gagasan yang ingin di parafrasa.
4. Cocokkan tulisan yang telah di parafrasa dengan tulisan yang asli apakah sudah tersampaikan gagasan utama yang ingin di capai atau belum.
5. Berikan tanda petik ganda agar dapat mengidentifikasi istilah khusus, terminologi, dan frase yang dipinjam dari tulisan aslinya, dan yang kamu ambil dengan naskah asli.
6. Tulis setiap sumber pada kertas catatan agar mempermudah kamu dalam membuet daftar pustaka atau referensi.
Agar lebih memahami tentang parafrase kamu harus melihat beberapa contoh berikut, dan mulailah untuk berlatih dengan membuat parafrase.
Berikut ini merupakan contoh parafrase untuk tingkat kalimat terlebih dulu:
Contoh 1:
- kalimat asli :
Suatu kejutan dalam bidang realita maya (virtual reality) terjadi pada tahun 1961 dengan kemunculan Sensoramanya Heilig.
- Parafrase :
Hasil karya Heillig yang dikenal dengan nama Sensorama membawa perubahan yang signifikan dalam sejarah realita maya (krisnawati, 2000, hlm 55).
Contoh 2:
- kalimat asli :
Komputer mampu membawa orang ke tempat-tempat yang belum pernah bisa mereka kunjungi sebelumnya, termasuk ke permukaan planet lain.
- Parafrase :
Dengan komputer, orang bisa pergi ke tempat yang belum pernah mereka kenal. (Krisnawati, 2000, hlm 57).
Berdasarkan parafrase diatas masih diijinkan. Akan tetapi jika memiliki keahlian dalam membuat parafrase, baik booth atau panduan dari OWL Universitas Purdue parafrase yang masih mirip diangap sebagai plagiasi, walaupun sumber aslinya sudah dicantumkan.
Hal tersebut merupakan hal yang rumit dan diperlukan banyak pelatihan.
Contoh 3:
Naskah Asli:
Begitu pelik dalam mendefinisikan plagiasi saat kamu melakukan ringkasan atau parafrase.
Kedua hal tersebut bisa dikatakan cukup berbeda, akan tetapi bisa jadi memiliki batas-batas parafrase dan ringkasan sangatlah tipis sehingga kamu tidak menyadari jika kamu berpindah dari melakukan parafrase menjadi meringkas, kemudian berpindah ke melakukan plagiasi.
Seperti apapun tujuanmu, parafrase yang cukup mirip dengan naskah asli bisa dianggap sebagai tindakan plagiasi, meskipun kamu telah menuliskan sumbernya (Booth et al., 2005, hlm 203).
Parafrase di bawah ini akan dianggap plagiasi karena parafrase yang mirip dengan aslinya:
Sangatlah sulit untuk mendefinisikan plagiasi saat ringkasan dan parafrase terlibat di dalamnya, karena meskipun mereka berbeda, batas-batas keduanya sangatlah samar, dan seorang penulis mungkin tidak mengetahui kapan ia melakukan ringkasan, parafrase atau plagiasi.
Walaupun seperti demikian, parafrase yang dekat dengan sumbernya diperhitungkan sebagai hasil plagiasi, meskipun sumber aslinya dicantumkan disana.
Berikut ini parafrase yang menunjukkan perbatasan antara plagiasi dan yang diijinkan :
Cukup sulit dalam membedakan antara ringkasan, parafrase dan plagiasi.
kamu dapat berisiko dalam melakukan plagiasi jika kamu melakukan parafrase yang sangat mirip, meskipun kamu tidak bermaksud untuk melakukan plagiasi dan mencantumkan sumber naskah aslinya.
Beberapa kata dalam paragraf tersebut, masih dapat dilacak sumber utama oleh pembaca yang teliti, jika ia pernah membaca sumber tersebut.
Berikut ini merupakan parafrase yang aman dan tidak dianggap sebuah plagiasi:
Menuruth Booth, Colomb, dan Williams, penulis terkadang melakukan plagiasi tanpa mereka sadari karena mereka menggira melakukan ringkasan, saat mereka melakukan parafrase yang terlalu mirip dengan naskah asli, suatu aktifitas yang disebut plagiasi.
Aktifitas dapat dilakukan dengan tidak sengaja dan sumber pusatakapun dituliskan (hlm 203).
Contoh 4:
Naskah Asli:
Mahasiswa banyak berlebihan menggunakan kutipan yang langsung saat membuat catatan, sebagai akibatnya mereka menggunakan kutipan yang berlebihan dalam tugas karya ilmiah (paper).
Kemungkinan hanya 10% dari manuskrip akhir yang diperbolehkan muncul dalam bentuk kutipan langsung.
Oleh sebab itu, Anda harus berusaha untuk membatasi jumlah penulisan yanag sama persis dengan materi sumber saat kallian menulis buku atau catatan. Lester, James D. Writing Research papers. 2nd ed. (1976): 46-47.
Parafrase yang legal:
Paper ilmiah, mahasiswa sering mengutip berlebihan, dan gagal untuk mengubah materi yang dikutip ke level yang diinginkan.
Masalahnya dapat berasal dari penulisan catatan, maka sangatlah penting dalam meminimalisir pencatatan materi atau kata per kata yang sama persis (Lester 46-47).
Parafrase versi plagiat:
Mahasiswa terlalu sering menggunakan banyak kutipan langsung pada saat mereka menulis buku atau catatan. Akibatnya, ada banyak kutipan langsung di dalam paper tugas akhir mereka. Seharusnya hanya sekitar 10% paper berisi kutipan langsung.
Dengan demikian, sangatlah penting untuk membatasi jumlah materi yang dikopi saat melakukan catatan.
Artikel ditulis ulang dari :
https://penerbitdeepublish.com/teknik-menulis-penerbit-buku-g071/
https://id.wikipedia.org/wiki/Parafrase
0 Response to "Menghindari Plagiarisme dengan Menggunakan Parafrase yang Benar"
Post a Comment